Konsep Dasar Kebudayaan
BAB I
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Para ahli sudah banyak yang menyelidiki berbagai kebudayaan.dari hasil pnyelidikan tersebut tinbul dua pemikiran tentang munculnya suatu kebudayaan atau peradaban.pertama, anggapan bahwa adanya hukum pemikiran atau perbuatan manusia (baca kebudayaan) disebabkan oleh tindakan besar yang menuju kepada perbuata yang sama dan penyebabnya yang sama.kedua, anggapan bahwa tingkat kebudayaan atau peradaban muncul sebagai akibat taraf dari kondisi alamnya atau,dengan kata lain,alam tidak jenuh olehkeadaan yang tidak ada ujung nya pangkalnya,atau alam tidak pernah brtindak dengan meloncat. Demikian pula proses sejarah bukan hal yang mengikat, tetapi merupakan kondisi ilmu engetahuan, agama, seni, adat istiadat, dan kehendak semua masyarakat[1].
menurut kluckhohn (1951) hampir semua antropologi amerika setuju dengan dalil proposisi yang di ajukan oleh herkovis dalam bukunya yang berjudul man andhis work tentang teori kebudayaan yaitu:
1. Kebudayaan dapat di pelajari
2. Kebudayaan berasal atau bersumber dari segi biologis, lingkungan psikologis, dan komponen sejarah eksistensi manusia
3. Kebudayaan mempunyai struktur.
4. Kebudayaan dapat di pecah-pecah ke dalam berbagai aspek
5. Kebudayaan bersifat dinamis
6. Kebudayaan mempunyai variabel
7. Kebudayaan memperlihatkan keteraturan yang dapat dianalisis dengan metode ilmiah.
8. Kebudayaan merupakan alat bagi seseorang (induvidu) untuk mengatur keadaan totalnya menambah arti bagi kesan kreatifnya
KERANGKA KEBUDAYAAN
Untuk dapat memahami ilmu budaya dasar yang merupakan perpanduan beberapa pengertian ,konsep, atau teori pengetahauan budaya,bila perlu terlebih dahulu mempelajari kerangka kebudyaannya sendiri, sebab apa yang di katakan definisi,pengertian,atau teori tentang budaya,seri semuanya merupakan komponen dari susunan sustu ilmu, yang tidak dapat melepaskan diri dari objek materi dan objek formal suatu ilmu
KONSEP DASAR KEBUDAYAAN
Menurut koentjaraningrat (1980),kata”kebudayaan”berasal dari kata sansketa budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat di artikan’’hal-hal yang bersangkutan dengan akal’’. Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembagan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi” sehinga dibedakan antara “budaya” yang berarti “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja, menganalisis konsep kebudayaan dilakukan dengan pendekatan dimensi hujud dan isi dari wujud kebudayaan.
Menurut wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud,yaitu:
1. Komplek gagasan
2. Kompleks aktivitas
3. Wujud sebagai bend
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsus-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan di dunia, baik yang kecil, bersahaja dan terisolisi, maupun yang besar, kompleks, dan dengan jaringan hubungan yang luas. Menurut konsep B. Malinowsk, kebudayaan di dunia mempunyai tujuh unsur, yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem teknologi
3. Sistem mata pencarian
4. Organisasi sosial
5. Sistem pengetahuan
6. Religi
7. [2]Kesenian
Kerangka kebudayaan marupakan dimensi analisis konsep kebudayaan yang dikombinasikan ke dalam suatu lingkaran. Mengapa dengan bangan lingkaran ialah untuk menunjukan bahwa kebudayaan itu bersifat dinamis.kerangka kebudayaan di gambarkan dengan tiga lingkaran konsentris (lihat gambar). Sistem budaya di gambarkan dalam lingkaran yang paling dalam dan merupakan inti, sistem sosial di lambangkan dengan lingkaran kedua di sekitar inti, sedangkan kebudayaan fisik di lambangkan dengan lingkaran yang paling luas.
SISTEM BUDAYA DAN SISTEM SOSIAL
Sistem sosial, sistem budaya, dan sistem budaya fisik merupakan bagian dari kerangkaan budaya.Sistem-sistem tersebut hanya lah sebagai dari sistem-sistem yang bermaksud dalam perspektif keseluruhan.Sistem sosial dan sistem budaya merupakan sistem-sistem yang secara analisis dapat di bedakan.Sistem sosial lebih banyak dibahas dalam kajian sosiologi, sedangkan sistem budaya banyak di kaji dalam siplin pengetahuaan budaya. Jadi, istilah ini dapat di pakai untuk berbagai cara, fenomena, undang-undang, dan lain-lain.
Fungsi (function)
1. Satuan (unit)
2. Batasan (boundary)
3. Bentuk (structure)
4. Lingkungan (enviroment)
5. Hubungan (relation)
6. Proses (process)
7. Masukan (input)
8. Keluaran (outout)
9. Pertukaran (exchange)
Kesimpulan ciri sistem inDi mempermudah seseorang dalam menganalisis sustu sistem menurut perspektif tertentu seperti sistem sosial atau sistem budaya
SISTEM BUDAYA
Sistem budaya merupakan wujud abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya atau culuralsytem merupakan ide-ide dan gagasan yang manusia yang keadaan yang lepas satu dari yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dan menjadi sustu sistem. Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan yang di artikan pula adat-istiadat mencakup sistem nilai budaya sistem norma, norma-norma menurut pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan, termasuk norma agama.
KEBUDAYAAN SUBJEKTIF
Dipandang dari aspirasi fundamental yang ada pada manusian , nilai-niali batin dalam kebudayaan subjektif terdapat dalam perkembangan kebenaran, kebajikan dan keindahan.dalam hirarki nilai perwujudannya tampak dalam kesehatan badan. Penghalusan perasaan, kecerdasan budi bersama dengan kecakapan untuk mengkomunikasikan hasil pemakaian budi kepala lain –lainnya,serta kerohanian.kesehatan, gaya indah, kebijakan dan kebijaksanaan merupakan puncak-puncak bakat (ultimatum potitude) dari bahan, rasa, kemauan dan akal. Itulah konkretisasikan lebih lagi dalam keteampilan, kecekatan, kesdilan, kedermawanan, elokuensi, dan fungsi-fungsi lain yang di perkembangkan dalam tarbiat manusia oleh pengalaman dan pendidikan lewat fungsi-fungsi itu manusia menyerpurnakan kosmos dan menghumanisasikan dirinya, keselarasan nilai-nilai subyektif di utamakan oleh humanis klasik.
KEBUDAYAAN OBJEKTIF
Nilai-nilai imanen dalam kebudayaan subjektif harus menyatakan diri dalam tata lahir sebagai materialisasi dan institusionalisasi. Di sana terbentang lah dunia kebudayaan objektif yang aman luas dan serba guna, yang dihasilkan oleh usaha raksasa ratusan angkatan sepanjang sejarah.sedikit-demi sedikit di bina, dengan “trial and eror”, dengan maju mundur, dengan minjam-meminjam antar kebudayaan , di sana dialog manusia alam memuncak .
SISTEM SOSIAL
Teori sistem sosial pertama kali di perkenal kan oleh seorang sosiolog amerika , talcot parsons. Konsep sistem sosial merupakan konsep relasional ebagai penganti konsep eksistensional perilaku sosial. Konsep struktur sosial di pergunakan untuk analisis abstrak, sedangkan konsep sistem sosial merupakan alat analisis realitas sosial sistem sosial menjadi suatu model analisis terhadap organisasi sosial. Konsep sisem sosial adalah alat pembantu untuk menjelaskan tentang kelompok-kelempok manusia.model ini bertitik tolokdari [andangan bahwa kelompok manusia merupakan suatu sistem.tiap-tiap sistem sosial terdiri atas pola-pola perilaku tertentu yang mempunyai struktur dalam dua arti,yaitu: pertama, relasi-relasi sendiri antara orang-orang bersifat agak mantapdan tidak cepat berubah: kedua, perilaku-perilaku mempunyai corak atau bentuk yang relatf mantap.
Dalam suatu sistem sosial, paling tidak harus terdapat empat hal, yaitu:
1. Dua orang atau lebih
2. Terjadi interaksi di antara mereka
3. Bertujuan
4. Memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama yang di pedomaninya.
Lebih lanjut parsonsmengatakan bahwa sistem sosial tersebut dapat berfungsi apabila dipenuhi empat persyaratan fungsional.yaitu:[3]
1. Adaptasi,menunjukan pada keharusan bagi siste-sistem sosial untuk menghadapi lngkungannya.
2. Mencapai tujuan, merupakan persyratan fungsional bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuan (bersama sistem sosial)
3. Interagsi, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interelasi antara para angota dalam sistem sosial.
4. Pemiliharaan pola-pola tersembunyi, konsep latensi (latency) pada berhentinya interaksi akibat keletihan dan kejenuhan sehinga tunduk pada sistem sosial lainnya yang mungkin terlibat.
Model persyaratan yang lebih besaaratan fungsional porsons ini dapat digunakan untuk menganalisis interaksi di antara pola-pola institusional utma dalam sistem-sistem sosial yang lebih besar. Sistem sosial terdiri atas satuan-satuan interaksi sosial. Unsur-unsur tersebut menbentuk strktur sistem sosial itu sendiri dan mengatur sistem sosial.unsur-unsur sistem sosial tersebut ada sepuluh, yaitu:
1. Keyakinan (pengetahuan)
2. Perasaan (sentimen)
3. Tujuan, sasaran, suatu cita-cita
4. Norma
5. Kedudukan perananan (status)
6. Tingktat atau pangkat (rank)
7. Kekuasaan atau pengaruh (power)
8. Sangsi
9. Sarana atau fasilitas
10. Tekanan ketegangan (strea-strain)
B. KONSEP NILAI, SISTEM NILAI,ORIENTASI NILAI (BUDAYA)
Fenomena Nilai
Fenomena nilai banyak dikaji oleh para filosof seperti filsuf A. Lalande (lih, dizionaro critico di filosofia, ISEDI Malano, 1971, hal 966-967 membagi arti nilai dalam dua garis besar:
a. Arti objektif,
b. Arti subjektif nilai
c. 2 (dua) untuk berasal /bersumber dari subjek ,yaitu:
a) Unsur kebutuhan (need)
b) Unsur sebagai objek mnilaian, fenafsiran, penghargaan (estimasi)
a. kegunaan. Si anjing tidak di pandang bernilai dari dirinya sendiri. Tetapi bernilai karena ada kaitan dengan “manfaat memelihara anjing” yaitu misalnya: untuk memburu kelinci (penjagaan r umah dan seterusnya) jadi,nilai ukur dari sesuatu
b. Dari segi si objek (pemilik anjing),ada kebutuhan untuk berburu,menjaga rumah, dan menurut hobi.
c. dari segi subjek, ada penilaian apakah si objek (anjing) sungguh “bernilai” positif dalam memenuhi kebutuhan si subjek.
Jadi, untuk berbicara tentang fenomena Nilai, kita sudah melihat empat unsur pokok penysunannya yang saling berkait yaitu :
a. Manfaat (Utility)
b. Keperluan / pentingnya (Importance)
c. Penilaian / kebutuhan (Estimation)
d. Kebutuhan (Need)
Selanjutnya sutrisno (1993:87)menjelaskan pembagian nilai (the devision of values) sebagai berikut:
1. Nilai intrisik (ontologis)
Yaitu harga yang di pandang vital, penting demi “adanya” si benda/ hal trsebut.Misalnya, dinamo untuk mobil.
1) Nilai ekstriksik
Adalah kualitas bagi suatu hal yang dipandang berguna, perlu, demi kelangsungan adanya yang lain.misalnya, obat merupakan nilai ekstriksik bagi orang yang sakit
(Catatan):
Nilai antologis: yang hanya berharga demi dan untuk kodrat adanya hal
Tersebut
Nilai logis: yang berkait dengan kesesuaian antara ide (pengertian)
Dengan hal yang mewakili.
1. niali intrinsik:
2. [4]nilai ekstrisik:
Dimensi ekstensial hal-hal untukku (subjek).Adanya benda-benda itu untukku.Misalnya, obat untik orang yang sehat tidak bernilai.Orang sakit yang tak tahu kegunaan obat itu juga memandang tak bernilai. Obat itu berharga bila diketahui dengan pasti bahwa obat untuk si pasien X itu akan brguna untuk menyembuhkan penyakitnya.
Niali-nilai ekstrinsik masih bisa di bagi dalam:nilai dalam tindakan dengan nilai dan potensi, nalai naturan (alami) dengan nilai budaya, dan nilai ekonomi dengan nilai spiritual.
S.Agustinus (dalam buku De Doctrina Christina ,1 Cc 2-3),memberi skema umum
Dunia pengertian dibagi dalam dua bagian pokok:
1) dunia tanda (signa), meliputi: kata,bahasa,simbol-simbol, sakramen-sakramen
2) dunia hal-hal,meliputi: segala hal, mengenai dunia hal-hal bisa dibagi menjadi tiga lagi:
A) qhal-hal yang berguna
B) hal-hal yang menyenangkan
C) hal-hal yang baik,berguna dan menyenangkan. Hal-hal yang menyenangkan membuat kita bahagia.
Hal-hal yang benar membantu kita untuk menuju dan mengikuti kebahagian.
J.De finance (filsif perancis) membagi nilai-nilai berdasar kaitannya dengan aspek spiritual manusia.menurut De finance,semakin tinggi baik salah satu nilai, semakin berkaitlah ia dengan aspek spiritual manusia yang lebih tinggi.
Klafikasi De finance:
1. nilai-nilai pra-manusiawi (pra-hukum)
2. nilai-nilai manusiawi pra-moral (human value pra-moral)
3. nilai-nilai moral (moral value)
4. nalia-nilai spiritual dan religiu
Konsep nilai
sebagai bahan perbandingan dan untuk menambah wawasan pengertian tentang nilai, ada beberapa pendapat sebagai berikut:
1. pepper
2. perry
3. kohler
4. Kluckhohn
Watak nilai
Memahami nilai akan jelas apa bila di lanjuti dengan mempelajari tentang watak nilai.dengan memahami watak nilai atau etos nilai, di rapatkan seseorang akan mengetahui sesuatu yang berharga dalam kehidupan ini.
Dalam kajian filsafat pada umumnya, terdapat prinsip-prinsip untuk pemilihan nilai sebagai berikut:
1. nilai instrinsik harus mendapat prioritas pertayaan dari pada nilai instrinsik
2. nilai-nilai yang produktif dan secara relatif bersifat permanen di dahulukan dari pada nilai yang kurang produktif dan kurang permanen
Orientasi nilai budaya
Sistem nilai budaya dalam masyarakat dimana pun di dunia,secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu:
1. hakikat hidup manusia
2. hakikat karya manusia
3 hakikat waktu manusia
4 hakikat alam manusia
5 hakikat hubungan manusia
C. PERUBAHAN KEBUDAYAAN DAN PENYESUAIAN DIRI ANTAR BUDAYA
Masyarakat dan kebudayaan dimana pun selalu dalam keadaan berubah sekali pun masyarakat dan kebudayaan premitif yang terisolasi jauh dari berbagai perhubungan dengan masyarakat yang lainnya. Terjadinya perubahan ini di sebabkan oleh beberapa hal:
1. sebab-sebaba yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan senndiri
2. sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan
Culural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagiab dalam kebudayaan suatu masyarakat.
Cultural survival adalah suatu konsep yang lain. Dalam arti bahwa konsep ini di pakai untuk mengambarkan suatu pratek yang telah kehilangan.
1. suatu jangka waktu antara terjadinya penemuan baru dan di terimanya penemuan baru tadi.
2. Adaya perubahan dalam adanya perubahan dalam pikiran manusia dari alam pikiran tradisional ke alam pikiram modren.
Pertentangan kebudayaan (cultural conflict):
Pertentangan kebudayaan ini muncul sebagai akibat relatifnya kebudayaan.
Guncangan kebudayaan (culture shock)
Istilah ini pertama kali di kemukakan oleh kalervo oberg untuk menyatakan apa yang di sebutnya sebagai suatu penyakit jabatan dari orang-oarang.
Ada empat tahap yang membentuk siklus culture shock:
1. tahap inkubasi
2. tahap krisis
3. tahap kesembuhan
4. tahap penyesuain
faktor ekstern yang berpengaruh terhadap penyesuian diri antara budaya adalah:
1. besar kecilnya perbedaan antara kebudayaan tempat asalnya dengan kebudayaan lingkungan yang di masukinya.
2. pekerjaan yang dilakukannya, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukan iu dapat ditoletir dengan latar belakang pendidikannya atau pekerjaan sebelumnya
3. suasana lingkungan di tempat ia bekerja.suasana lingkungan yang terbuka akan mempermudah seseorang untuk menyesuaiakan diri bila di bandingkan dengan suasana lingkungan yang tertutup.
D. BARAT DAN TIMUR DI ANTARA KEBUDAYAAN NASIONAL
Hampir sepanjang sejarah,kontak antara timur dengan barat lebih berwujud konflik,harmoni,persaingan.meskipun teknologi komonikasi sudah demikian modren atau cangih,tetap saja ketidak tahuan antara barat dan timurmenyelimuti pengetahuan kebudayaan nilai spirutual yang di miliki.
Nilai budaya barat.
Barat dalam pikirannya cendrung menekankan dunia objektif dari pada rasa sehinga hasil pola pemikiran demikian membuahkan sains dan teknologi.
Nilai budaya timur.
Nilai budaya timur pada intinya banyak bersumber dari agama yang lahir di dunia timur.pada umumnya manusia timur menghayati hidup yang meliputi seluruh eksistensisnya
Menurut alfian (1985,36) ada tiga pola atau corak reaksi dalam menghadapi tantangan kebudayaan barat, yaitu:
1. Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan barat.
2. Corak reaksi yang sama sekali anti kebudayaan barat.
3. Corak reaksi yang berusaha melihat perbentura kebudayaan timur dengan barat secara realistis dan kristis.
E. RUMUSAN TENTANG KEBUDAYAAN NASIONAL INDONESIA
Kita menyadari bahwa kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna dan bahasa sehingga, demi integrasi nasional,kita mempunyai rumusan bhineka tunggal ika yang artinya Bhina =pecah, ika=itu, dan tunggal=satu, sehingga Bhinna ika tunggal ika artinya “terpecah itu dengan arti arti lain yaitu "berbeda-beda tetapi tetap satu jua".
Sip
BalasHapus